Kutuliskan kekagumanku
pada sajak puisiku
Di atas lembaran rasa yang
digores tinta kata
Kutuangkan terima
kasihku untuk segenap perhatianmu
Yang selalu kueja di
meja pemahamanku
Kukan coba memahami
caramu mengasihiku pada setiap lembar usiaku
Melalui diskusi
perdebatanku denganmu
Melalui perseberangan
paradigma yang selalu coba kau jelaskan
Ayah, kasih yang
tercurah tanpa kata pun sepatah
Maafkan jika
kepedulianmu sering kuanggap sebagai teguran kebencian
Aku adalah anak
perempuanmu yang mencenderungi kelembutan
Maafkan karena
ketegasanmu seringkali kusalahartikan
Terima kasihku untuk
untaian kesabaran pada setiap penjelasan
Yang sering kutelan
mentahan menjadi sepucuk kesangsian
Padamu Ayah, aku
seringkali merasa bersalah
Atas praduga dan
prasangka
Karena caramu yang tak
sesuai inginku
Untukmu Ayah, jadilah
akar keteguhan hatiku
Agarku jadi perempuan
yang tak mudah patah
Menjadi muara bijak
dalam setiap masalah
Semoga puisi ini sampai
pada sanubarimu, dari anak perempuanmu
13 November 2018
Lelaki yang menjadi cinta pertama anak perempuan. Lelaki yang berjuang demi senyum di bibir anak perempuan kesayangan. Lelaki yang penuh di kepala, kelu di mulut. Panjang umur, Bapak, berbahagialah 💕
ReplyDelete